Selasa, 28 Juli 2009

Riwayat Singkat Desa Kertawinangun

Setelah berdiri Pabrik Gula Kadipaten dan areal diperluas kesebelah utara, komunikasi dengan Pabrik Gula tetap kurang lancar, maka dibuat Kantor Perwakilan yang lengkap dengan sarana, seperti Rumah Sinder, Kantor, Pasar bahkan Kesenian Daerah pun didatangkan ini adalah satu cara yang baik untuk memikat para pekerja supaya merasa senang karena para kuli pada waktu itu harus mendatangkan dari daerah lain yang tidak mungkin bisa pulang pergi.

Adapun penduduk asli waktu itu masih bisa dihitung dengan jari jumlahnya, sedangkan para pekerja dari daerah lain yang pulang ke kampung atau yang menerima gaji harus menunggu pada Kantor Perwakilan.
Para Sinder Tanaman pada waktu itu karena masih dijajah Belanda, masih terdiri dari orang Belanda yang bahasa Sunda dan bahasa Indonesianya belum lancar sehingga kalau sewaktu-waktu memerintah itu sering mempergunakan bahasa mereka seperti " VERWACHTEN " yang artinya tempat tunggu.
Akhirnya para kuli yang akan pulang kampung atau yang akan menerima gaji secara tidak disadari, dengan temannya mengucapkan VERWACHTEN dalam logat dan lidah atau pendengaran sunda secara mudah menjadi PEREWAH.
Sejak itu Perewah lahir tanpa bidan dan berkembang tanpa disadari tiada bapak dan ibu.
Bulan berganti bulan, tahunpun berganti dengan daya pikat yang baik, pendatang barupun sebagai penduduk bermunculan dari daerah KULINYAR, PANADAHAN, dan sekitarnya akhirnya penduduk itu menjadi penduduk asli sekarang.
Setelah penduduk makin bertambah banyak dan untuk memudahkan pengaturanya, maka Camat Jatitujuh menunjuk Bapak KARIM sebagai Kepala Desa pada tanggal 04 maret 1901 dengan nama Desanya KERTAWINANGUN.
Adapun nama Kertawinangun mengambil dari dua buah kata yaitu, KERTA yang artinya Subur dan WINANGUN atau WANGUN yang artinya membangun.
Maka dalam arti luasnya Kertawinangun ialah : Desa yang suka membangun kemakmuran lahir dan bathin.

Tidak ada komentar: